26/07/2018
Hidupgaya – Karir mentok karena terkendala masalah pendidikan? Untuk melanjutkan kuliah lagi tak punya waktu karena harus juga bekerja. Buah simalakama. Maju kena mundur kena.

Nah, jika masalahnya ada pada ‘tak bisa mengatur waktu’ kuliah sembari bekerja, mungkin kuliah dengan metode blended learning yang digagas HarukaEdu bisa menjadi solusinya.

Untuk memfasilitasi kebutuhan karyawan yang sudah bekerja namun ingin kuliah lagi untuk menunjang jenjang karirnya, HarukaEdu meluncurkan Pintaria sebagai portal penyedia program pembelajaran yang memadukan kuliah online dan offline (tatap muka).

Co-Founder sekaligus Chief Executive Officer HarukaEdu, Novistiar Rustandi menjelaskan, kuliah blended learning dirasa cocok dengan tuntutan kebutuhan saat ini. Kuliah online menggunakan teknologi informasi, yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja melalui internet. Sedangkan kuliah tatap muka, adalah kuliah di mana mahasiswa datang ke kelas, ketemu dosen. “Pada kuliah blended learning, dua-duanya dijalankan. Sebagian mata kuliah dilakukan secara online, sebagian lagi dilakukan secara tatap muka. Jadi mahasiswa masih bisa berinteraksi dengan dosen,” jelas Novistiar dalam temu media di Jakarta, Rabu (25/7).

Program kuliah blended learning memiliki sejumlah keunggulan yang bisa mengakomodasi siswa yang sudah bekerja. “Jadwal kuliah lebih fleksibel sehingga mahasiswa bisa tetap meraih gelar sarjana di sela-sela kesibukan bekerja,” ujarnya.

Metode kuliah blended learning dapat menjadi solusi cerdas yang tidak hanya memberikan kemudahan dari sisi biaya, namun juga dari sisi waktu dan jarak. Saat ini Pintaria sudah menjalin kerja sama dengan 10 perguruan tinggi swasta, di Jakarta dan Bandung.

“Yang menjalin kerja sama dengan Pintaria harus memenuhi sejumlah syarat, misalnya program studi di perguruan tinggi itu minimal terakreditasi B, dan mau menerapkan kebijakan biaya lebih murah untuk mahasiswa. Pertimbangan ini kami ambil karena kebanyakan mahasiswa yang bekerja membiayai sendiri kuliahnya,” ujar Novistiar.

Dia optimistis peluncuran kuliah dengan metode blended learning itu dapat mendorong terjadinya transformasi pendidikan di Indonesia. “Mahasiswa tetap terdaftar sebagai peserta didik di kampus mitra dan memperoleh ijazah dari kampus masing-masing setelah menyelesaikan program,” bebernya.

Pilihan kuliah blended learning hingga kini mencakup enam program studi S-1, yaitu Akuntansi, Komunikasi, Hukum, Manajemen, Sistem Informasi, dan Teknik Informatika. “Program S-2 baru tersedia untuk jurusan Komunikasi dan Manajemen,” imbuh Novistiar.

Pengguna dapat memilih program studi blended learning yang tersedia pada sederet perguruan tinggi mitra Pintaria, yaitu Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS), Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), Universitas MH Thamrin (UMHT), Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), Universitas Sahid (USAHID), Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB), PPM Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEI), dan Sekolah Tinggi Manajemen (STM) Labora.

Pengguna cukup melakukan registrasi melalui website Pintaria untuk mendaftarkan diri sebagai mahasiswa program blended learning. Calon mahasiwa juga dapat melakukan registrasi melalui situs web perguruan tinggi mitra secara langsung.

Salah satu mahasiswa peserta yang mengikuti program HarukaEdu melalui Pintaria, Istiqomah, mengaku sangat terbantu dengan sistem ini. Dia mengaku merasa nyaman kuliah dengan sistem ini. “Pekerjaan tetap jalan, kuliah pun nyaman karena meski berlangsung online, ada juga sepekan sekali interaksi dengan kawan-kawan juga dosen,” ujar perempuan berhijab yang tercatat sebagai karyawan perusahaan telekomunikasi. Dia saat ini berkuliah blended learning melalui Pintaria mengambil jurusan pemasaran di Universitas Sahid Jakarta. (HG)