youngster.id - HarukaEDU, meluncurkan Pintaria (www.pintaria.com) untuk membantu masyarakat Indonesia yang ingin meningkatkan pendidikan dan keahlian demi percepatan karir dan taraf hidup yang lebih baik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, dari 115 juta pekerja di Indonesia, hanya 8% yang memiliki gelar sarjana. Sementara itu, tuntutan akan tenaga kerja Indonesia di era digital ekonomi semakin tinggi dengan adanya digitalisasi, otomasi dan kecerdasan buatan. Atas dasar, latar belakang itu akhirnya keinginan untuk meningkatkan pendidikan dan keahlian diantara angkatan kerja di Indonesia .

Novistiar Rustandi, CEO sekaligus Co-founder dari HarukaEDU mengatakan, saat ini Indonesia kekurangan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi dan memiliki keahlian yang dibutuhkan industri.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh HarukaEDU mengenai pendidikan tinggi yang diselenggarakan pada bulan April 2018 terhadap 1.521 responden dengan rentang usia 18-35 tahun, sebanyak 69% responden lulusan SMA/SMK ingin melanjutkan pendidikan untuk mendapatkan gelar sarjana dan sebanyak 41% tertarik pada pembelajaran online.

“Sudah saatnya dunia pendidikan beradaptasi dengan percepatan teknologi informasi, dimana masyarakat bisa menempuh pendidikan tinggi dan meningkatkan keahlian secara fleksibel, terjangkau, namun tetap berkualitas,” ucap Novistiar pada peluncuran Pintaria Selasa (24/7/2018) di Jakarta.

Dia menjelaskan, Pintaria adalah online platform untuk pendidikan dan pelatihan. Di Pintaria, pengguna dapat mempelajari berbagai macam profesi yang sedang dibutuhkan oleh industri, lengkap dengan deskripsi pekerjaan dan standar gaji, pendidikan dan keahlian yang diperlukan, lowongan pekerjaan yang tersedia, dan berbagai program kuliah serta pelatihan (training) yang dapat memberikan pendidikan dan keahlian yang relevan.

Survey dari HarukaEDU ini juga menunjukkan bahwa alasan terbesar masyarakat yang ingin meraih gelar sarjana adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Sementara, hambatan terbesar untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi adalah biaya yang tinggi dan kesulitan untuk mengikuti program kuliah reguler karena jadwal kerja yang tidak memungkinkan untuk pergi ke kampus setiap hari/malam.

Lebih lanjut, Novistiar mengungakpkan, salah satu program penting yang tersedia di Pintaria adalah program kuliah blended learning. Berbeda dengan kuliah online, pada kuliah blended learning, proses pembelajaran dilakukan dengan metode campuran online dan offline (tatap muka).
“Program kuliah blended learning menawarkan jadwal kuliah yang lebih fleksibel sehingga mahasiswa bisa tetap meraih gelar sarjana di sela-sela kesibukan bekerja. Selain itu, program ini menawarkan kelebihan dibandingkan kuliah online karena masih memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan dosen untuk berinteraksi secara langsung pada saat kuliah tatap muka” ujar Novistiar.

Metode kuliah blended learning dapat menjadi solusi cerdas yang tidak hanya memberikan kemudahan dari sisi biaya, namun juga dari sisi waktu dan jarak.

“Disini Pintaria menawarkan berbagai macam program kuliah blended learning yang diselenggarakan oleh 10 perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta dan Bandung dengan akreditasi program studi A dan B. “Banyak dari perguruan tinggi swasta tersebut memberikan kemudahan pembayaran biaya kuliah dengan cara dicicil mulai dari Rp 700 ribuan per bulan,” jelas Novistiar.

Adapun perguruan tinggi swasta mitra Pintaria yang menyelenggarakan program kuliah blended learning adalah Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB), PPM Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEI), Sekolah Tinggi Manajemen (STM) Labora, Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS), Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), Universitas MH Thamrin (UMHT), Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), dan Universitas Sahid (USAHID).

“Kami berharap Pintaria dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia melalui program kuliah blended learning serta pelatihan yang ditawarkan. Kami juga berharap melalui lingkungan pembelajaran berbasis online, semakin banyak masyarakat yang bisa meraih gelar sarjana,” pungkas Novistiar.

FAHRUL ANWAR